Example floating
Example floating
Example 728x250
BeritaNasionalTeknologiUncategorizedWilayah

Pemkab Sidoarjo Sigap Hadapi Musim Penghujan, Kebut Normalisasi Sungai dan Siagakan Puluhan Pompa Air

6
×

Pemkab Sidoarjo Sigap Hadapi Musim Penghujan, Kebut Normalisasi Sungai dan Siagakan Puluhan Pompa Air

Sebarkan artikel ini

Pemkab Sidoarjo Sigap Hadapi Musim Penghujan, Kebut Normalisasi Sungai dan Siagakan Puluhan Pompa Air

Suaranuswa.com – Sidoarjo.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo menunjukkan kesigapan menghadapi datangnya musim penghujan yang diprediksi mulai melanda Jawa Timur pada November mendatang. Beragam langkah antisipatif telah dijalankan, mulai dari percepatan normalisasi sungai-sungai utama hingga penyiagaan puluhan unit pompa air di titik-titik rawan genangan.

Langkah tersebut menjadi prioritas, mengingat perubahan musim kerap memicu banjir di sejumlah kawasan, terutama di wilayah Sidoarjo bagian timur yang menjadi daerah aliran air menuju hilir.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga dan Sumber Daya Air (SDA) Kabupaten Sidoarjo, Eko Dwi Saptono, mengatakan bahwa pihaknya kini tengah mengebut pengerjaan normalisasi di beberapa lokasi strategis. Salah satu proyek yang menjadi fokus utama adalah normalisasi Afvoer Kedung Peluk di Kecamatan Candi.

“Panjang saluran ini sekitar tiga kilometer. Sudah sekitar 600 meter selesai dikerjakan, dan kami targetkan rampung sebelum musim hujan tiba,” ujar Eko Dwi Saptono saat meninjau langsung proses pengerjaan di lokasi, Minggu (19/10).

Menurutnya, saluran Kedung Peluk memiliki fungsi vital sebagai jalur utama drainase yang menampung aliran dari sejumlah kawasan sekitar. Karena itu, pengerukan sedimen dan pelebaran saluran dianggap mendesak agar air hujan dapat mengalir lancar menuju hilir tanpa menimbulkan genangan.

“Semoga dalam satu bulan ke depan normalisasi di Afvoer Kedung Peluk dapat diselesaikan sepenuhnya. Kami ingin memastikan aliran air di sini benar-benar lancar,” imbuhnya optimistis.

Empat Titik Fokus Normalisasi

Eko menjelaskan, Dinas PU Bina Marga dan SDA mengidentifikasi sedikitnya empat titik utama yang menjadi prioritas pengerjaan normalisasi sungai. Wilayah-wilayah tersebut sebagian besar berada di kawasan timur Sidoarjo, yang sering menjadi lokasi tumpukan air saat intensitas hujan tinggi.

Langkah normalisasi meliputi pengerukan lumpur sedimen, pelebaran dimensi sungai, dan pembersihan material penghambat seperti eceng gondok serta sampah yang kerap memperlambat laju air.

“Harapan kami, setelah normalisasi dilakukan, genangan air bisa berkurang bahkan kalau bisa sudah tidak ada genangan lagi,” tegasnya.

Ia menambahkan, upaya antisipatif ini bukan sekadar pekerjaan rutin menjelang musim hujan, melainkan bagian dari strategi jangka panjang untuk memperkuat sistem drainase dan mengurangi risiko banjir tahunan.

Sinergi Tiga Pilar: Pemkab, Pemprov, dan BBWS Brantas

Penanganan banjir di Sidoarjo tidak hanya mengandalkan pemerintah daerah. Pemkab Sidoarjo bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas dalam membangun sistem pengendalian air yang lebih terpadu dari hulu hingga hilir.

Eko menjelaskan, Pemprov Jatim akan menormalisasi sungai sepanjang 7 kilometer di kawasan hilir Sungai Mbah Gepuk, dimulai dari jembatan Kedung Peluk hingga ke wilayah pantai. “Fokus kami memang di hilir, karena di sanalah air dari seluruh wilayah Sidoarjo bermuara,” katanya.

Sementara itu, BBWS Brantas juga menjadwalkan dua proyek besar di Sidoarjo. Pertama, normalisasi sungai sepanjang 6 kilometer di wilayah selatan, dan kedua di wilayah utara tepatnya Kecamatan Waru, kawasan padat penduduk dan industri yang kerap terdampak genangan.

Kolaborasi lintas lembaga ini diharapkan mampu menciptakan sistem pengelolaan air yang lebih efektif dan berkelanjutan.

Siaga 34 Unit Pompa Air

Selain proyek fisik normalisasi, Pemkab Sidoarjo juga menyiapkan langkah taktis lain berupa penyiagaan armada pompa air. Sebanyak 34 unit pompa air atau “rumah pompa” telah disiagakan di berbagai titik rawan genangan.

“Seluruh pompa siap dioperasikan kapan pun jika terjadi genangan,” ujar Eko.

Pompa-pompa tersebut diprioritaskan di wilayah yang memiliki tingkat kerentanan tinggi, termasuk empat desa di Kecamatan Tanggulangin yang mengalami penurunan permukaan tanah (land subsidence). Pompa berfungsi sebagai mekanisme darurat untuk memompa air keluar ke saluran utama atau sungai ketika gravitasi alami tidak mencukupi akibat curah hujan tinggi.

Dengan kesiapan itu, Pemkab berharap genangan air yang biasanya membutuhkan waktu lama untuk surut bisa teratasi lebih cepat.

Apresiasi Warga

Langkah cepat Pemkab Sidoarjo disambut positif oleh masyarakat. Salah satu warga Perumahan Bumi Cabean Asri, Kecamatan Candi, menyampaikan apresiasi atas pengerjaan normalisasi Afvoer Kedung Peluk yang berbatasan dengan permukimannya.

“Sungai ini sering meluap kalau hujan deras. Dulu air bisa sampai 40 sentimeter dan masuk ke rumah. Sekarang sudah mulai dikeruk, semoga ke depan lebih baik,” ujarnya.

Ia mengungkapkan, Afvoer Kedung Peluk merupakan jalur utama pembuangan air dari berbagai arah. Karena itu, ketika aliran tersumbat akibat eceng gondok dan sedimen tebal, air cepat meluap dan menggenangi permukiman.

“Biasanya banjir di sini paling awal datang dan paling lama surut. Kalau pengerukan ini berhasil, mudah-mudahan banjir bisa lebih cepat hilang,” katanya penuh harap.

Belajar dari Tahun-Tahun Sebelumnya

Pemkab Sidoarjo tampak serius dalam memperbaiki sistem penanganan banjir. Pengalaman dari musim penghujan sebelumnya menjadi pelajaran penting untuk tidak menunda pengerjaan infrastruktur pengendali air.

Melalui percepatan normalisasi sungai, kolaborasi lintas instansi, serta kesiapan armada pompa air, Pemkab berharap risiko banjir di Sidoarjo dapat ditekan seminimal mungkin.

Langkah-langkah ini sekaligus menjadi bentuk investasi jangka panjang untuk membangun Sidoarjo yang tangguh terhadap bencana hidrometeorologi. Dengan kesiapsiagaan ini, diharapkan aktivitas warga tetap berjalan lancar dan perekonomian daerah tidak terganggu meskipun intensitas hujan meningkat.

📰 Editor: Suaranuswa.com
📍 Liputan: Tim Daerah Sidoarjo
📅 Rilis: 20 Oktober 2025

Example 300250

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *