New York, AS — Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menegaskan kembali komitmen Indonesia terhadap perdamaian di Timur Tengah melalui solusi dua negara dalam pidatonya di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa (24/9).
Dalam pernyataannya, Prabowo menekankan bahwa penyelesaian konflik Israel–Palestina hanya bisa dicapai dengan pembentukan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat, namun dengan tetap memberikan jaminan keamanan bagi Israel.
> “Indonesia mendukung penuh solusi dua negara. Kami meyakini perdamaian abadi tidak mungkin tercapai tanpa pengakuan terhadap Palestina sebagai negara merdeka, sekaligus jaminan keamanan bagi Israel agar hidup berdampingan secara damai,” ujar Prabowo di hadapan para pemimpin dunia.
Akan Akui Israel Jika Palestina Diakui
Dalam kesempatan tersebut, Prabowo juga menyampaikan bahwa Indonesia siap mempertimbangkan langkah bersejarah: pengakuan resmi terhadap Israel. Namun, hal itu hanya akan dilakukan jika komunitas internasional sepakat untuk mengakui Palestina sebagai negara merdeka dengan kedaulatan penuh.
Pernyataan ini menandai salah satu sikap paling tegas Indonesia terhadap konflik Israel–Palestina dalam beberapa dekade terakhir. Sejauh ini, Indonesia masih menjadi salah satu negara yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, meski secara konsisten mendukung perjuangan rakyat Palestina.
Respons Dunia Internasional
Pidato Prabowo mendapat sorotan luas dari media internasional. Beberapa analis menilai pernyataan Indonesia ini sebagai upaya diplomasi yang menyeimbangkan dukungan tradisional terhadap Palestina dengan realitas geopolitik yang menuntut jaminan keamanan Israel.
Para diplomat juga melihat langkah ini sebagai peluang baru untuk mempercepat negosiasi damai yang selama bertahun-tahun mengalami kebuntuan.
Komitmen Indonesia
Indonesia selama ini aktif dalam forum internasional untuk memperjuangkan Palestina, baik melalui Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) maupun berbagai pertemuan multilateral lainnya. Sikap terbaru yang disampaikan di PBB memperlihatkan strategi diplomasi yang lebih inklusif, dengan menekankan keseimbangan antara hak rakyat Palestina dan keamanan Israel.
> “Kami ingin menjadi jembatan perdamaian, bukan hanya penonton konflik. Dunia harus memilih jalan dialog, bukan kekerasan,” tambah Prabowo menutup pidatonya.
Dengan sikap baru ini, Indonesia menegaskan dirinya tidak hanya sebagai pendukung Palestina, tetapi juga sebagai mediator potensial dalam upaya mencapai perdamaian abadi di Timur Tengah.
Wartawan : Dewi















