Example floating
Example floating
Example 728x250
BeritaNasionalPolitikUncategorizedWilayah

PEMBANGUNAN GEDUNG PARKIR RSUD SIDOARJO DISOROT Pasca Ambruknya Mushola Ponpes Al Khoziny, Publik Pertanyakan Kekuatan Bangunan Bertingkat di Sidoarjo

12
×

PEMBANGUNAN GEDUNG PARKIR RSUD SIDOARJO DISOROT Pasca Ambruknya Mushola Ponpes Al Khoziny, Publik Pertanyakan Kekuatan Bangunan Bertingkat di Sidoarjo

Sebarkan artikel ini

PEMBANGUNAN GEDUNG PARKIR RSUD SIDOARJO DISOROT
Pasca Ambruknya Mushola Ponpes Al Khoziny, Publik Pertanyakan Kekuatan Bangunan Bertingkat di Sidoarjo

Sidoarjo – Proyek pembangunan gedung parkir bertingkat RSUD Sidoarjo kini menjadi sorotan publik. Hal ini terjadi setelah tragedi ambruknya mushola di kompleks Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, yang menewaskan lebih dari 60 santri beberapa waktu lalu. Peristiwa tragis itu mengguncang kepercayaan masyarakat terhadap kualitas konstruksi bangunan bertingkat di Kabupaten Sidoarjo.

Pantauan di lokasi, Senin (14/10), pekerjaan lantai dua gedung parkir RSUD Sidoarjo tengah memasuki tahap pengecoran pelat lantai. Terlihat belasan pekerja melakukan pemasangan besi tulangan dan bekisting kayu di atas rangkaian scaffolding. Sebagian area sudah tertutup plat bondek, sementara bagian lain masih dalam proses perakitan tulangan beton.

Namun, dari pantauan di lapangan pula, sejumlah pihak menyoroti aspek keselamatan kerja dan pengawasan mutu struktur. “Setelah kasus ambruknya bangunan di Buduran, semua proyek bertingkat di Sidoarjo perlu diperiksa ulang, terutama dari sisi desain struktur, mutu material, dan pengawasan lapangan,” ujar seorang dosen Teknik Sipil.

Menurutnya, gedung bertingkat dengan fungsi publik seperti rumah sakit memiliki beban struktural yang jauh lebih besar dibanding bangunan biasa. “Parkir kendaraan berarti menanggung beban dinamis — mobil yang bergerak, getaran, hingga cuaca panas. Jadi standar keamanannya harus jauh di atas rata-rata. SNI 2847:2019 tentang beton bertulang dan SNI 1727:2020 soal beban bangunan wajib jadi acuan,” tambahnya.

Ia menegaskan bahwa kesalahan umum dalam konstruksi publik sering terjadi pada penyederhanaan desain dan pengawasan yang lemah. Ia mencontohkan, tulangan baja (rebar) yang tidak sesuai spesifikasi, campuran beton yang kurang mutu, hingga sistem bekisting yang tidak aman selama pengecoran. “Tahapan pra-cor harus diawasi ketat, karena di situlah kerap muncul kelalaian fatal. Kalau bekisting atau penyangga tidak kuat, bisa ambruk bahkan sebelum kering,” ujarnya.

Saat dikonfirmasi, PPK RSUD menyebut bahwa proyek gedung parkir RSUD itu sudah melalui proses lelang dan audit desain struktur. “Kami pastikan sesuai standar. Pekerjaan dilakukan oleh kontraktor berpengalaman, dan setiap tahap dikontrol oleh konsultan pengawas independen,” katanya.

Meski begitu, publik tetap menuntut transparansi lebih besar. Salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat di Sidoarjo meminta agar pemerintah daerah mempublikasikan hasil uji mutu beton dan laporan harian pengawasan. “Kita tak ingin ada korban lagi. Jangan sampai proyek publik dikerjakan dengan prinsip asal jadi,” ujar koordinator yg enggan disebut namanya.

Di sisi lain, sejumlah warganet juga membagikan video proses pembangunan di media sosial. Mereka menyoroti pemasangan bondek dan tulangan yang tampak dilakukan di bawah terik matahari tanpa perlindungan keselamatan memadai. “Keselamatan pekerja dan mutu konstruksi itu satu paket. Kalau satu diabaikan, hasilnya bisa fatal,” katanya menegaskan.

Tragedi mushola Al Khoziny menjadi pengingat pahit betapa mahalnya harga sebuah kelalaian teknis. Sidoarjo kini dihadapkan pada tantangan serius: bagaimana memastikan seluruh proyek publik, termasuk gedung parkir RSUD yang sedang dibangun, benar-benar kokoh, aman, dan sesuai kaidah teknik sipil yang benar.

Oleh : Redaksi

Example 300250

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *